TUGU KUJANG PUSAKA DI KAMPUNG NAGA KABUPATEN TASIKMALA

TUGU KUJANG PUSAKA DI KAMPUNG NAGA KABUPATEN TASIKMALA


     Masyarakat Kampung Naga di Desa Neglasari Kec Salawu Kab Tasikmalaya akhirnya menjadi saksi diresmikannya Tugu Kujang Pusaka, Kamis 16 April 2009  oleh Gubernur Ahmad Heryawan (2008 – 2013). Peresmian tersebut sekaligus mengukuhkan tugu tersebut sebagai yang terbesar di dunia saat ini.
Bangunan tugu tersebut selain menjadi yang terbesar, juga menjadi lambang kuatnya budaya Sunda yang ada di Jawa Barat. Itu dikatakan Juru adat Kampung Naga, Ade Suherlin, dan diamini oleh Sesepuh Kampung Naga Abah Tajudin saat memberi keterangan kepada pers seusai peresmian. Menurut dia, senjata Kujang memiliki makna yang sangat berarti bagi masyarakat sunda.
Itu karena, menurut Ade Suherlin, senjata kujang di masa lalu adalah senjata khas dan menjadi andalan “urang” Sunda dalam memperkuat mempertahankan diri saat bertempur.
”Karenanya kami sangat bangga tugu ini ada disini, bukan di tempat atau kota lain,” ujar Ade Suherlin, Juru adat Kampung Naga.
Besarnya tugu tersebut terlihat dari bangunan kujang yang menjulang tinggi. Tingginya diperkirakan mencapai 3 meter. Kujang raksasa tersebut ditopang oleh sebuah bangunan persegiempat yang terbuat dari beton.
Menurut Ade Suherlin, kujang raksasa tersebut dibuat dan ditempa oleh 40 empu yang biasa membuat kujang. Selain itu,  yang membuat kujang tersebut istimewa, karena bahan baku pembuatannya berasal dari leburan senjata pusaka yang dimiliki 900 Raja – Raja Sunda dan Raja – Raja Nusantara (Prabu Sri Pamekas yang memerintah tahun 1338 M dan Prabu Surya Amiluhur yang memerintah tahun 1248 M).
Banyaknya leburan bahan baku itu, menurut Ade Suherlin, membuat pembuatannya memakan waktu 40 hari lebih. Pengerjaannya sendiri sudah dilakukan sejak Desember tahun lalu. ”Karenanya, meski melibatkan 40 empu tetap saja prosesnya memakan waktu lama,” tutur Ade Suherlin.
Sebelum tugu tersebut berdiri, gagasan pembuatan sudah dilontarkan Kepala Polwil Priangan, Kombes Anton Charliyan. Kemudian, setelah gagasan itu direspon oleh pemerintah setempat dan beberapa pengusaha pribumi dan keturunan, pendirian tugu awalnya direncanakan ada di Lapangan Gazebo, Kota Bandung.
Sementara itu menurut Bupati Tasikmalaya, Tatang Farhanul Hakim (2001 – 2011), pendirian Tugu Kujang di Kampung Naga memiliki dua elemen yang sangat penting. Yakni, melambangkan kuatnya budaya Sunda dengan  semangatnya yang membara dan juga melambangkan betapa tingginya penghargaan masyarakat kepada kampung kuno, Kampung Naga.
”Sudah lama Kampung Naga dikenal sebagai kampung wisata karena kekukuhan mempertahankan adat istiadat asli,” ujar Tatang Farhanul Hakim. Karena itu, menurut Tatang Farhanul Hakim, dengan potensi pariwisata yang ada, seharusnya keberadaan tugu tersebut bisa membawa dampak yang positif di kemudian hari.

“Mudah – mudahan Monumen Tugu Kujang Pusaka di Kampung Naga ini menjadi Kebanggaan dan mampu memupuk Rasa Persatuan dan Kesatuan sebagai ciri Wanci Budaya Sunda dan Budaya Nasional secara keseluruhan”





Comments

Popular Posts